Home » » SYARI'AT PUASA SEBELUM ISLAM

SYARI'AT PUASA SEBELUM ISLAM

Posted by Jendela Islam on Kamis, 03 Maret 2022

 






Syariat Puasa

Puasa adalah ibadah yang sudah disyariatkan untuk ummat-ummat sebelum islam, sebagaimana yang disebukan dalam firman-Nya:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.” (Al-Baqarah:183)

Dari ayat di atas kita bisa memahami bahwa puasa juga disyariatkan bagi ummat terdahulu, baik sama cara pelaksanaannya ataupun berbeda, sebab bagi setiap ummat memiliki syariat dan tatacara beribadah sendiri-sendiri.

Puasa Sebelum Islam

Puasa nabi Dawud alaihissalam

Puasa yang disyariatkan sebelum islam memiliki beberapa perbedaan, baik dari cara pelaksanaanya ataupun syarat-syaratnya. Diantara contoh puasa sebelum islam adalah puasanya Nabi Dawud, sehari puasa sehari berbuka (tidak puasa).  Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi berikut:

خير الصيام، صيام أخي داود، كان يصوم يوما و يفطر يوما

“sebaik-baiknya puasa adalah puasanya saudaraku daawud, yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.”

Puasa Maryam alaihassalaam

Disebutkan dalam sebuah ayat tentang puasanya Maryam ibunda Isa alaihimassalaam, Allah Ta’ala berfirman:

[ فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا ] - مريم 26

Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.” (QS. Maryam: 26)

Puasanya Maryam alaihassalaam adalah dengan menahan diri dari berbicara, berbeda dengan puasa ummat islam yang menahan dari makan dan minum.

Puasa Nabi Musa alaihissalaam

Nabi Musa berpuasa selama 40 hari, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَإذْ واعَدْنَا مُوْسى أرْبَعِيْنَ لَيْلَةً

“Dan (ingatlah) ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam.” (Al-Baqarah: 51)

Nabi Musa juga melakukan puasa Asy-Syura’ (10 Muharram) sebagai tanda syukur kepada Allah karena telah Allah selamatkan dari kejaran fir’aun dan bala tentaranya pada hari tersebut, dan puasa tersebut terus dilakukan oleh orang-orang yahudi sampai Rasulullah datang ke Madinah, dimana pada zaman jahiliyah orang-orang juga berpuasa pada hari tersebut mengagungkan kabah pada hari itu dan mengganti kiswah kabah pada hari itu juga.

 

 

 

 



Thanks for reading & sharing Jendela Islam

Previous
« Prev Post

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian Blog